Halaman

Sunday, July 14, 2019

Bisnis Affiliasi

Apa Itu Affiliate Marketing?



Pada dasarnya affiliate marketing ini adalah model bisnis penjualan berbasis komisi. Jadi ketika Anda berhasil menjual, Anda mendapatkan uang.

Mirip sales “door to door” di dunia offline, Anda menawarkan suatu produk kepada orang lain dari satu pintu rumah ke pintu yang lain. Jika ada yang laku, Anda dapat komisi.

Namun disini Anda tidak perlu muter-muter kepanasan, karena Anda bisa melakukannya di depan komputer, atau bahkan smartphone dan tablet Anda.

Untuk memulainya, Anda bisa mendaftar sebagai AFILIASI dari sebuah VENDOR PRODUK (MERCHANT) untuk mendapatkan ID AFILIASI.

Merchant ini bisa berbentuk suatu perusahaan maupun suatu individu.

Selanjutnya mereka (merchant) akan memberikan Anda sebuah Link Afiliasi yang berisi link URL alamat website milik si pemilik produk, dan pada link tersebut sudah mengandung suatu kode khusus ID Afiliasi Anda.

Kemudian ketika Anda mempromosikan link tersebut, dan siapapun yang melakukan klik melalui link Anda lalu melakukan pembelian, maka Anda mendapatkan komisi.

Lalu, Bagaimana Cara Memulainya?

Untuk memulai model bisnis ini, Anda bisa mulai dengan menginvestasikan uang kurang dari Rp. 100.000,-, bahkan tanpa uang sama sekali.

Passive income atau penghasilan pasif akan bisa Anda nikmati setelah Anda memiliki situs afiliasi. Selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah mengirim traffic pengunjung melalui link afiliasi Anda ke situs pemilik produk. Dan dengan sistem affiliate marketing ini, si pemilik produk / jasa akan menangani pemesanan secara langsung.

Singkatnya, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
BUAT WEBSITE AFILIASI
TARUH LINK AFILIASI ANDA DI WEBSITE AFILIASI
DATANGKAN PENGUNJUNG KE WEBSITE PEMILIK PRODUK DENGAN LINK AFILIASI KITA

Untuk membuat website, Anda bisa memakai website gratisan, ataupun yang berbayar (self-hosted / menggunakan domain dan hosting sendiri).

Setelah website Anda jadi, tulislah artikel ataupun ulasan mengenai produk afiliasi yang Anda ikuti. Jangan lupa, masukan link-link afiliasi ke dalam artikel.

Setelah website Anda mulai bekerja, maka website akan mengirimkan trafficpengunjung melalui link-link afiliasi yang sudah Anda buat ke website si pemilik produk.

*Lihat ilustrasi gambar di atas*

Dari sini kebanyakan proses bisnisnya sudah bisa dilakukan secara otomatis, dan Anda bisa melakukan pengecekan situs pada waktu senggang Anda.

Mengenal Google Adsense sebagai ladang bisnis


Program AdSense didirikan setelah Google mengakuisisi Pyra Labs pada bulan Februari 2003. Sebulan berikutnya tepatnya pada tanggal 4 Maret 2003, Chairman Google dan CEO, Erick Schmidt, mengumumkan layanan iklan konten bertarget yang disebut AdSense. Untuk mendukung program adsense, pada 23 April 2003 atau sebulan kemudian google mengakuisisi Applied Semantics yang teknologinya mendukung layanan AdSense.
Sejak AdSense didirikan, unit AdSense for Content hanya mendukung bahasa Inggris dan beberapa bahasa negara-negara di Eropa, Timur Tengah dan Asia Timur, serta satu negara Asia Tenggara yaitu bahasa Thailand. Namun akhirnya pada tanggal 1 Februari 2012 Google secara resmi mengumumkan bahwa Bahasa Indonesia kini didukung untuk menampilkan unit iklan AdSense for Content, setelah sebelumnya bahasa Indonesia hanya didukung untuk unit AdSense for Search saja. Kini AdSense for Content mendukung 36 bahasa negara di dunia.
Pada tanggal 7 November 2012 Google mengumumkan telah memperbarui aplikasi permohonan AdSense bagi publisher baru yang mendaftar AdSense melalui mitra host, artinya pendaftar baru yang mendaftar AdSense melalui Youtube, Blogger dan Hubpages. Sejak saat itu akun AdSense dibedakan menjadi dua macam, yaitu akun AdSense hosted dan akun AdSense non hosted. Berdasarkan catatan resmi Google, jumlah publisher AdSense kini mencapai lebih dari 2 juta publisher di seluruh dunia.


Meninjau Peta E-commerce Indonesia di Awal 2019, Siapa Jadi Juara?

Baru-baru ini, iPrice merilis laporan Peta Persaingan E-commerce di Indonesia Q1 2019 untuk memberi gambaran lebih jauh mengenai dinamika industri e-commerce dalam negeri. Dalam menyusun studi tersebut, iPrice bekerja sama dengan dua perusahaan analisis, yakni Similar Web dan juga App Annie.

Dalam laporan tersebut, mereka mengumpulkan data mengenai:
Rataan jumlah pengunjung situs web,
Jumlah pengguna aktif di aplikasi mobile,
Jumlah pengikut di media sosial, hingga
Jumlah tenaga kerja yang terlibat di balik pemain-pemain e-commerce Indonesia.

Dari laporan itu, bisa kita ambil beberapa temuan menarik yang bisa menggambarkan peta persaingan para pemain e-commerce di Indonesia, serta kondisi industri ini pada Q1 2019 ini.